dytaherfiani4@blogger.co.id

 I BELIEVE IT . . .
 
Mencari yang lebih baik pasti banyak, tapi rasa nyaman tak mudah tercipta begitu saja dan menerima semua kodisi semuanya bersama orang tersebut, tapi aku merasakan seperti itu bersama nya. Entah angin mana yang membawanya, mungkin sebuah doa yang membawanya. Begitu banyak hal yang bisa aku lakukan sendiri, tapi rasa ingin bersamanya pasti sering bermunculan.

 Aku tak habis pikir kita bisa sejauh ini, tak ada hal yang bisa aku pikirkan tentang kita sekarang,  ini sungguh jauh dari perkiraan ku. Yang aku pikirkan tentang kita hanya sebatas dua manusia yang saling mengenal bukan bersama, tapi waktu merubah semuanya hingga rasa yakin ku pun tercipta pada dirinya dan rasa takut kehilngannya pun bermunculan.

Kita pergi bersama hingga lupa oleh waktu, kita terlalu bahagia atau mungkin waktu yang terlalu cepat? entahlah, aku senang bersama nya. Hingga waktu itu pun datang, dia berubah. Aku merasakannya ada sesuatu yang ia sembunyikan kepadaku, entah itu apa. Aku pun rindu dengan dia yang dulu. Mungkin memang sudah masanya atau memang ada yang lain? suntuk dengan semua ini, dalam hati tak ingin pergi tapi aku cukup lelah untuk mengertinya. Biarlah kamu seperti ini, aku tetap diam dalam doa.

Doa akan menembus ruang dan waktu, bukan? yaaa, kadang jarak dan rasa tak akan habis membuat ku semakin terluka, namun dengan  sebuah doa dan rasa percaya kepada rencana Tuhan aku lebih tenang menjalaninya walau tak bersama dia, aku selalu mendekapnya dalam doa dan rindu.
dytaherfiani4@blogger.co.id

K A M U

Banyak yang menginginkan mu, banyak yang ingin bersama mu dan aku lah salah satunya. Mungkin cahaya mu yang begitu terang atau dirimu yang begitu berharga? entahlah, hidup ku begitu berwarna bila ada dengan mu, kita selalu tertawa berbagi cerita dan waktu hanya milik kita tapi itu dulu saat kamu tak sibuk dengan dunia mu dan wanita wanita penggoda yang ingin bersama mu.

Aku tak bisa melakukan apa apa bila banyak yang menginginkan mu, aku hanya bisa bertahan dan berdoa semoga Allah memberikan jalannya, entah engkau memilih bersama ku atau wanita yang diluar sana, aku percaya rencana Allah pasti lebih indah walau nantinya akan ada rasa sakit tapi itu tak seberapa dengan kebahagian yang akan datang aamiin.

Bukan kah kita pernah bersama walau akhirnya akan terpisah? dan untuk apa memilki seseorang yang nantinya akan hilang? bukankah kita bisa melakukan bersama tanpa harus sebuah ikatan hubungan? mungkin semua bisa kita lalui walau adanya sebuah hubungan tapi jauh lebih bahagia bila kita memilki rasa yang sama dan memilki tujuan hidup untuk selalu bersama, bukan?

Entah sampai kapan kita seperti ini, entah aku yang akan menyerah secara perlahan atau kamu pergi secara perlahan? entahlah, yang pasti aku bahagia melalui ini bersama mu, apakah kamu juga merasakannya?
dytaherfiani4@blogger.co.id

 Entah
 
Mungkin ini batas sandaran yang ternyaman, entah dari mana semua itu datang. Entah dari hembusan doa atau memang jalan cerita hidup ku? aku tak ingin semua ini berakhir dengan cepat dan aku belum sempat menikmati semuanya bersamamu, tapi waktu terlalu cepat mengajarkan ku "kembali" arti sebuah kehilangan. Baru terasa nyaman dan luka kemarin pun masih terasa basah, harus aku ukir kembali luka ini? 

Dia seseorang yang baru ku lihat, tak ada hal yang tak ku suka tentangnya, semua berjalan begitu cepat hingga akhirnya aku pun tau kita hanya sebatas manusia yang saling mengenal bukan bersatu, mungkin ini sudah jalannya namun kenapa terlalu nyaman dengannya? beda dari yang lainnnya dan ini yang pertama kalinya aku merasakan seperti ini.

Apa kamu tau rasanya bagaimana di posisi seperti ini?
dytaherfiani4@blogger.co.id
Neraca Pembayaran
                         
Neraca pembayaran internasional (Balance of Payment) merupakan catatan yang tersusun secara sistematis mengenai seluruh transaksi ekonomi internasional yang dilakukan penduduk suatu negara itu dengan penduduk negara lain dalam jangka waktu tertentu, biasanya 1 tahun. Pengertian penduduk di dalam suatu neraca pembayaran internasional meliputi orang perorangan, badan hukum, dan pemerintah.

Transaksi ekonomi internasional yang dicatat dalam neraca pembayaran internasional dapat digolongkan menjadi dua yaitu transaksi debit dan kredit. Transaksi debit adalah transaksi yang menimbulkan kewajiban bagi penduduk suatu negara untuk melakukan pembayaran kepada penduduk negara lain, sedangkan transaksi kredit adalah transaksi yang menimbulkan hak bagi penduduk suatu negara untuk menerima pembayaran dari penduduk negara lain.

Arus Modal Masuk

Besarnya arus modal masuk ke Indonesia, sebagai akibat pertumbuhan perekonomian yang tetap terjaga dalam beberapa tahun terakhir, harus dapat dimanfaatkan untuk mendanai proyek-proyek jangka panjang. Mengelola arus modal masuk (capital inflow) ke dalam kawasan merupakan sebuah tantangan yang sulit, yang dihadapi negara-negara emerging market seperti Indonesia karena dapat membawa berbagai risiko potensial terhadap stabilitas keuangan.
Seperti yang telah diketahui, untuk menjaga stabilitas moneter akibat derasnya arus modal masuk ke Indonesia dan besarnya likuiditas saat ini, BI menerapkan beberapa kebijakan yang diapresiasi Bank Dunia dan IMF sebagai langkah yang tepat.

Utang Luar Negeri 

Utang luar negeri atau pinjaman luar negeri, adalah sebagian dari total utang suatu negara yang diperoleh dari para kreditor di luar negara tersebut. Penerima utang luar negeri dapat berupa pemerintah, perusahaan, atau perorangan. Bentuk utang dapat berupa uang yang diperoleh dari bank swasta, pemerintah negara lain, atau lembaga keuangan internasional seperti IMF dan Bank Dunia.
dytaherfiani4@blogger.co.id


Teori Perdagangan Internasional

1. Pandangan Kaum Merkantilisme

Merkantilisme merupakan suatu kelompok yang mencerminkan cita-cita dan ideologi kapitalisme komersial, serta pandangan tentang politik kemakmuran suatu negara yang ditujukan untuk memperkuat posisi dan kemakmuran negara melebihi kemakmuran perseorangan. Teori Perdagangan Internasional dari Kaum Merkantilisme berkembang pesat sekitar abad ke-16 berdasar pemikiran mengembangkan ekonomi nasional dan pembangunan ekonomi, dengan mengusahakan jumlah ekspor harus melebihi jumlah impor.

Dalam sektor perdagangan luar negeri, kebijakan merkantilis berpusat pada dua ide pokok, yaitu:

a. pemupukan logam mulia, tujuannya adalah pembentukan negara nasional yang kuat dan pemupukan kemakmuran nasonal untuk mempertahankan dan mengembangkan kekuatan negara tersebut;

b. setiap politik perdagangan ditujukan untuk menunjang kelebihan ekspor di atas impor (neraca perdagangan yang aktif). Untuk memperoleh neraca perdagangan yang aktif, maka ekspor harus didorong dan impor harus dibatasi. Hal ini dikarenakan tujuan utama perdagangan luar negeri adalah memperoleh tambahan logam mulia.

Dengan demikian dalam perdagangan internasional atau perdagangan luar negeri, titik berat politik merkantilisme ditujukan untuk memperbesar ekspor di atas impor, serta kelebihan ekspor dapat dibayar dengan logam mulia. Kebijakan merkantilis lainnya adalah kebijakan dalam usaha untuk monopoli perdagangan dan yang terkait lainnya, dalam usahanya untuk memperoleh daerah-daerah jajahan guna memasarkan hasil industri. Pelopor Teori Merkantilisme antara lain Sir Josiah Child, Thomas Mun, Jean Bodin, Von Hornich dan Jean Baptiste Colbert.

2. Teori Keunggulan Mutlak (Absolut Advantage) oleh Adam Smith

Dalam teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide-ide sebagai berikut.

a. Adanya Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional)
dalam Menghasilkan Sejenis Barang Dengan adanya pembagian kerja, suatu negara dapat memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah dibanding negara lain, sehingga dalam mengadakan perdagangan negara tersebut memperoleh keunggulanmutlak.

b. Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi
Dengan spesialisasi, suatu negara akan mengkhususkan pada produksi barang yang memiliki keuntungan. Suatu Negara akan mengimpor barang-barang yang bila diproduksi sendiri (dalam negeri) tidak efisien atau kurang menguntungkan, sehingga keunggulan mutlak diperoleh bila suatu Negara mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang.

Keuntungan mutlak diartikan sebagai keuntungan yang dinyatakan dengan banyaknya jam/hari kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang-barang produksi. Suatu negara akan mengekspor barang tertentu karena dapat menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang secara mutlak lebih murah daripada negara lain. Dengan kata lain, negara tersebut memiliki keuntungan mutlak dalam produksi barang.

Jadi, keuntungan mutlak terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap satu macam produk yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah jika dibandingkan dengan biaya produksi di negara lain.

3. Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage) oleh David Ricardo

David Ricardo menyampaikan bahwa teori keunggulan mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith memiliki kelemahan, di antaranya sebagai berikut.

a. Bagaimana bila suatu negara lebih produktif dalam memproduksi dua jenis barang dibanding dengan Negara lain?

Sebagai gambaran awal, di satu pihak suatu negara memiliki faktor produksi tenaga kerja dan alam yang lebih menguntungkan dibanding dengan negara lain, sehingga negara tersebut lebih unggul dan lebih produktif dalam menghasilkan barang daripada negara lain. Sebaliknya, di lain pihak negara lain tertinggal dalam memproduksi barang. Dari uraian di atas dapat disimpilkan, bahwa jika kondisi suatu negara lebih produktif atas dua jenis barang, maka negara tersebut tidak dapat mengadakan hubungan pertukaran atau perdagangan.

b. Apakah negara tersebut juga dapat mengadakan perdagangan internasional?

Pada konsep keunggulan komparatif (perbedaan biaya yang dapat dibandingkan) yang digunakan sebagai dasar dalam perdagangan internasional adalah banyaknya tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi suatu barang. Jadi, motif melakukan perdagangan bukan sekadar mutlak lebih produktif (lebih menguntungkan) dalam menghasilkan sejenis barang, tetapi menurut David Ricardo sekalipun suatu negara itu tertinggal dalam segala rupa, ia tetap dapat ikut serta dalam perdagangan internasional, asalkan Negara tersebut menghasilkan barang dengan biaya yang lebih murah (tenaga kerja) dibanding dengan lainnya.

Jadi, keuntungan komparatif terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap kedua macam produk yang dihasilkan, dengan biaya tenaga kerja yang lebih murah jika diban-dingkan dengan biaya tenaga kerja di negara lain.


4. Teori Permintaan Timbal Balik (Reciprocal Demand) oleh John Stuart Mill

Teori yang dikemukakan oleh J.S. Mill sebenarnya melanjutkan Teori Keunggulan Komparatif dari David Ricardo, yaitu mencari titik keseimbangan pertukaran antara dua barang oleh dua negara dengan perbandingan pertukarannya atau dengan menentukan Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD). Maksud Teori Timbal Balik adalah menyeimbangkan antara permintaan dengan penawarannya, karena baik permintaan dan penawaran menentukan besarnya barang yang diekspor dan barang yang diimpor.

Jadi, menurut J.S. Mill selama terdapat perbedaan dalam rasio produksi konsumsi antara kedua negara, maka manfaat dari perdagangan selalu dapat dilaksanakan di kedua negara tersebut. Dan suatu negara akan memperoleh manfaat apabila jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk membuat seluruh barangbarang ekspornya lebih kecil daripada jumlah jam kerja yang dibutuhkan seandainya seluruh barang impor diproduksi sendiri.

Perkembangan Ekspor Indonesia

Dalam US$)
Sektor
2007
2008
2009
2010
2011
Peran
Th.2011
(%)
I. MIGAS
22.088.567.876
29.126.274.355
19.018.296.911
28.039.599.534
41.477.035.636
20,38%
 1. Minyak
Mentah
9.226.036.450
12.418.743.646
7.820.256.578
10.402.867.668
13.828.677.857
6,80%
2. Hasil
Minyak
2.878.751.078
3.547.001.209
2.262.327.715
3.967.277.194
4.776.854.837
2,35%
3.Gas
9.983.780.348
13.160.529.500
8.935.712.618
13.669.454.672
22.871.502.942
11,24%
II.NON MIGAS
92.012.322.875
107.894.150.047
97.491.729.170
129.739.503.936
162.019.584.424
79,62%
1.Pertanian
3.657.784.654
4.584.576.851
4.352.754.318
5.001.899.002
5.165.793.669
2,54%
2. Industri
76.460.827.880
88.393.495.928
73.435.840.877
98.015.076.416
122.188.727.150
60,04%
3.Tambang
11.884.904.619
14.906.165.178
19.692.338.644
26.712.581.107
34.652.027.382
17,03%
4.Lainnya
8.805.722
9.912.090
10.795.331
9.947.411
13.036.223
0,01%
TOTAL
114.100.890.751
137.020.424.402
116.510.026.081
157.779.103.470
203.496.620.060
100,00%

Tingkat Daya Saing


            Daya saing adalah kemampuan perusahaan, industri, daerah, negara, atau antar daerah untuk menghasilkan faktor pendapatan dan faktor pekerjaan yang relatif tinggi. dan berkesinambungan untuk menghadapi persaingan internasional (sumber : OECD). Oleh karena daya saing industri merupakan fenomena di tingkat mikro perusahaan, maka kebijakan pembangunan industri nasional didahului dengan mengkaji sektor industri secara utuh sebagai dasar pengukurannya.
            Tingkat daya saing suatu negara di kancah perdagangan internasional, pada dasarnya amat ditentukan oleh dua faktor, yaitu :
·         faktor keunggulan komparatif (comparative advantage)
            faktor keunggulan komparatif dapat dianggap sebagai faktor yang bersifat alamiah

·         faktor keunggulan kompetitif (competitive advantage).
            faktor keunggulan kompetitif dianggap sebagai faktor yang bersifat acquired atau dapat dikembangkan/diciptakan (Tambunan, 2001).
            Selain dua faktor tersebut, tingkat daya saing suatu negara sesungguhnya juga dipengaruhi oleh apa yang disebut Sustainable Competitive Advantage (SCA) atau keunggulan daya saing berkelanjutan. Ini terutama dalam kerangka menghadapi tingkat persaingan global yang semakin lama menjadi sedemikian ketat/keras atau Hyper Competitive. Analisis Hyper Competitive (persaingan yang super ketat) berasal dari D’Aveni (Hamdy, 2001), dan merupakan analisis yang menunjukkan bahwa pada akhirnya setiap negara akan dipaksa memikirkan atau menemukan suatu strategi yang tepat, agar negara/perusahaan tersebut dapat tetap bertahan pada kondisi persaingan global yang sangat sulit. Menurut Hamdy, strategi yang tepat adalah strategi SCA (Sustained Competitive Advantage Strategy) atau strategi yang berintikan upaya perencanaan dan kegiatan operasional yang terpadu, yang mengkaitkan 5 lingkungan eksternal dan internal demi pencapaian tujuan jangka pendek maupun jangka panjang, dengan disertai keberhasilan dalam mempertahankan/meningkatkan sustainable real income secara efektif dan efisien.

Sumber :